Rabu, 23 Maret 2016

Penunggu kelas 9

Kring. Bel sekolah pun berbunyi pertanda pelajaran di hari ini selesai. Gerombolan siswa siswi pun berlalu meninggalkan ruangan kelas masing masing. Sebagian pulang menaiki kendaraan motor pribadi, sebagian ada yang dijemput dan sebagian ada yang pulang menaiki kendaraan umum. Namun, beberapa siswa maupun siswi ada yang masih berada di sekolah. Mereka sedang membersihkan ruangan kelas supaya besok langsung bisa dipakai belajar tanpa harus membersihkannya dulu. Di ujung area sekolah adalah kelas 9-H yang sedang dibersihkan oleh murid yang menghuninya. Tampak lima orang murid yang terdiri dari empat perempuan dan satu laki laki. Mereka adalah Intan, Yuni, Sinta, Fira, dan Yudi. Lima sekawan yang kebetulan mendapat jadwal piket kelas besok.
“Kamu bersihin pojok kelasnya udah Yud?” tanya Intan yang sedang menata vas bunga di meja guru.
“Udah. Bareng Fira tadi,” jawab Yudi seraya menggantungkan sapu ijuk di tempat penggantung alat alat kebersihan dekat pintu kelas.
“Si Yuni sama Sinta juga udah beres tuh lapin kacanya,” sambung Fira yang sedang asyik berfoto ria di dekat Yudi.
“Bagus deh. Tinggal aku pel aja deh lantainya. Kalau gitu sana, sana! Huss! Aku mau pel lantainya dulu,” ujar Intan sambil mengusir-usir rekan-rekannya dengan gagang pel.
Beberapa menit kemudian. Akhirnya Intan selesai mengepel lantai kelas seorang diri. Maklum saja, Intan sudah terbiasa mengepel lantai. Karena Ia sering membantu membersihkan kafe milik Bibinya sebagai propesi sampingan. Dia lalu mengaitkan ujung pel-annya itu ke bagian pengait. Lalu ia pun menutup pintu kelasnya. Aksi membereskan kelas pun telah mereka selesaikan dengan cepat karena bersama-sama. Karena hari itu cerah, mereka pun lebih memilih untuk berdiam sejenak di lingkungan sekolah. Untuk sekedar mengobrol dan berbagi keceriaan, mereka memilih halaman kelas 9-J yang sedang direnovasi dalamnya akibat ambruk tertimpa pepohonan akibat cuaca buruk minggu kemarin. Untung saja tak ada korban. Tawa riang dan kegembiraan terpancar dari lima sekawan itu. Seolah tanpa beban, mereka sangat menikmati kebersamaan itu.
“Eh, aku Fira sama Yuni ke kedai sebelah deket sekolah dulu ya. Mau beli cemilan biar tambah rame,” sahut Intan dengan ide cemerlangnya. Dia pun pergi bersama Fira dan Yuni menuju kedai makanan. “Eh Sin, aku ke toilet dulu ya tiba tiba kebelet,” ucap Yudi tanpa melihat muka Sinta.
“Yah.. Aku sendirian deh. Ah gak apa apa deh. Nanti juga pada dateng,” gerutu Sinta. Ia lalu menghidupkan ponselnya dan berfoto supaya rasa jenuhnya terusir.
“Mmm.. Kelas 9J ini pantes kena pohon. Di pinggirnya aja banyak pepohonan sih!” ujar Sinta lalu Ia melihat lihat kondisi di dalam kelas 9J yang tampak kotor.
“Eh.. Itu apa ya?” Sinta pun mendekati pojokan kelas yang tampak gelap. Tiba-tiba matanya terbelalak kala melihat sesosok makhluk mengerikan bertubuh besar, tinggi, dan hitam dengan sorot matanya yang tajam berwarna merah. “Aaaaa..” Sinta menjerit ketakutan. Tubuhnya malah kaku tak dapat bergerak. Makhluk menyeramkan itu terdengar olehnya menggeram seperti anjing namun suara geramannya itu sangat menakutkan. Sinta lalu menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Saat Ia melepasnya di hadapannya kini, makhluk itu sedang berdiri memelototi Sinta dengan tatapan penuh kemarahan.
“Sin? Sinta? Ke mana tuh orang?” teriak Yudi memanggil manggil Sinta. Intan, Fira dan Yuni pun datang dengan sekantung besar berisi makanan dan minuman ringan.
“Eh, nyari siapa? Sinta mana?” tanya Yuni keheranan.
“Sinta gak ada sih, tadi aku suruh dia di sini,” jawab Yudi.
“Emang tadi kamu ke mana?”
“Aku tadi kebelet makanya aku ke toilet dulu,”
“Sinta di dalem kelas kali!” seru Intan seraya meletakkan plastik besar yang berisi aneka makanan. Lalu Ia pun membuka pintu kelas 9-J.
“Ya ampun! Guys! Sinta guys..” teriak Intan dengan panik kala melihat Sinta terbaring tak sadarkan diri. Seluruh teman-temannya pun masuk ke dalam kelas 9-J dan dengan cepat memboyong Sinta ke ruang UKS.
“Sinta! Cerita dong kenapa tadi di sekolah kamu bisa pingsan di dalem kelas 9-J?” ujar Fira mencoba meminta penjelasan yang sebenarnya. “Ta.. Tadi itu.. Waktu Yudi ke toilet. Ak.. Aku masuk ke dalem kelas 9-J. Aku.. Aku sempet lihat.. Sesuatu yang aneh,”
“Sesuatu yang aneh itu. Te..ternyata, makhluk menakutkan. Tubuhnya gede, tinggi, item gelap tapi matanya gede dan merah. Dia menggeram kayak anjing. Di..dia marah dan ngedeketin aku..rupanya..rupanya nyeremin banget Fir, aku gak mau ke sana lagi Fir, aku takut,” sontak cerita Sinta membuat teman-temannya bergidik ngeri dan membuat bulu kuduk mereka berdiri seketika.
Semenjak kejadian itu. Sinta selalu minta dijemput dan langsung pulang. Jika dia melihat kelas 9-J. Dia selalu histeris dan tak mau melihatnya lagi. Bahkan saat ulangan akhir semester pun. Ia enggan berada di ruangan 8 yang tempatnya di kelas 9-J. Sampai Ia menangis histeris memohon pada kepala sekolah. Supaya tak disimpan di kelas yang menyeramkan itu. Sungguh menyeramkan.

2 komentar: