Kring. Bel sekolah pun berbunyi pertanda pelajaran di hari ini
selesai. Gerombolan siswa siswi pun berlalu meninggalkan ruangan kelas
masing masing. Sebagian pulang menaiki kendaraan motor pribadi, sebagian
ada yang dijemput dan sebagian ada yang pulang menaiki kendaraan umum.
Namun, beberapa siswa maupun siswi ada yang masih berada di sekolah.
Mereka sedang membersihkan ruangan kelas supaya besok langsung bisa
dipakai belajar tanpa harus membersihkannya dulu. Di ujung area sekolah
adalah kelas 9-H yang sedang dibersihkan oleh murid yang menghuninya.
Tampak lima orang murid yang terdiri dari empat perempuan dan satu laki
laki. Mereka adalah Intan, Yuni, Sinta, Fira, dan Yudi. Lima sekawan
yang kebetulan mendapat jadwal piket kelas besok.
“Kamu bersihin pojok kelasnya udah Yud?” tanya Intan yang sedang menata vas bunga di meja guru.
“Udah. Bareng Fira tadi,” jawab Yudi seraya menggantungkan sapu ijuk di
tempat penggantung alat alat kebersihan dekat pintu kelas.
“Si Yuni sama Sinta juga udah beres tuh lapin kacanya,” sambung Fira yang sedang asyik berfoto ria di dekat Yudi.
“Bagus deh. Tinggal aku pel aja deh lantainya. Kalau gitu sana, sana!
Huss! Aku mau pel lantainya dulu,” ujar Intan sambil mengusir-usir
rekan-rekannya dengan gagang pel.
Beberapa menit kemudian. Akhirnya Intan selesai mengepel lantai kelas
seorang diri. Maklum saja, Intan sudah terbiasa mengepel lantai. Karena
Ia sering membantu membersihkan kafe milik Bibinya sebagai propesi
sampingan. Dia lalu mengaitkan ujung pel-annya itu ke bagian pengait.
Lalu ia pun menutup pintu kelasnya. Aksi membereskan kelas pun telah
mereka selesaikan dengan cepat karena bersama-sama. Karena hari itu
cerah, mereka pun lebih memilih untuk berdiam sejenak di lingkungan
sekolah. Untuk sekedar mengobrol dan berbagi keceriaan, mereka memilih
halaman kelas 9-J yang sedang direnovasi dalamnya akibat ambruk tertimpa
pepohonan akibat cuaca buruk minggu kemarin. Untung saja tak ada
korban. Tawa riang dan kegembiraan terpancar dari lima sekawan itu.
Seolah tanpa beban, mereka sangat menikmati kebersamaan itu.
“Eh, aku Fira sama Yuni ke kedai sebelah deket sekolah dulu ya. Mau
beli cemilan biar tambah rame,” sahut Intan dengan ide cemerlangnya. Dia
pun pergi bersama Fira dan Yuni menuju kedai makanan. “Eh Sin, aku ke
toilet dulu ya tiba tiba kebelet,” ucap Yudi tanpa melihat muka Sinta.
“Yah.. Aku sendirian deh. Ah gak apa apa deh. Nanti juga pada dateng,”
gerutu Sinta. Ia lalu menghidupkan ponselnya dan berfoto supaya rasa
jenuhnya terusir.
“Mmm.. Kelas 9J ini pantes kena pohon. Di pinggirnya aja banyak
pepohonan sih!” ujar Sinta lalu Ia melihat lihat kondisi di dalam kelas
9J yang tampak kotor.
“Eh.. Itu apa ya?” Sinta pun mendekati pojokan kelas yang tampak
gelap. Tiba-tiba matanya terbelalak kala melihat sesosok makhluk
mengerikan bertubuh besar, tinggi, dan hitam dengan sorot matanya yang
tajam berwarna merah. “Aaaaa..” Sinta menjerit ketakutan. Tubuhnya malah
kaku tak dapat bergerak. Makhluk menyeramkan itu terdengar olehnya
menggeram seperti anjing namun suara geramannya itu sangat menakutkan.
Sinta lalu menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Saat Ia melepasnya
di hadapannya kini, makhluk itu sedang berdiri memelototi Sinta dengan
tatapan penuh kemarahan.
“Sin? Sinta? Ke mana tuh orang?” teriak Yudi memanggil manggil Sinta.
Intan, Fira dan Yuni pun datang dengan sekantung besar berisi makanan
dan minuman ringan.
“Eh, nyari siapa? Sinta mana?” tanya Yuni keheranan.
“Sinta gak ada sih, tadi aku suruh dia di sini,” jawab Yudi.
“Emang tadi kamu ke mana?”
“Aku tadi kebelet makanya aku ke toilet dulu,”
“Sinta di dalem kelas kali!” seru Intan seraya meletakkan plastik besar
yang berisi aneka makanan. Lalu Ia pun membuka pintu kelas 9-J.
“Ya ampun! Guys! Sinta guys..” teriak Intan dengan panik kala melihat
Sinta terbaring tak sadarkan diri. Seluruh teman-temannya pun masuk ke
dalam kelas 9-J dan dengan cepat memboyong Sinta ke ruang UKS.
“Sinta! Cerita dong kenapa tadi di sekolah kamu bisa pingsan di dalem
kelas 9-J?” ujar Fira mencoba meminta penjelasan yang sebenarnya. “Ta..
Tadi itu.. Waktu Yudi ke toilet. Ak.. Aku masuk ke dalem kelas 9-J.
Aku.. Aku sempet lihat.. Sesuatu yang aneh,”
“Sesuatu yang aneh itu. Te..ternyata, makhluk menakutkan. Tubuhnya gede,
tinggi, item gelap tapi matanya gede dan merah. Dia menggeram kayak
anjing. Di..dia marah dan ngedeketin aku..rupanya..rupanya nyeremin
banget Fir, aku gak mau ke sana lagi Fir, aku takut,” sontak cerita
Sinta membuat teman-temannya bergidik ngeri dan membuat bulu kuduk
mereka berdiri seketika.
Semenjak kejadian itu. Sinta selalu minta dijemput dan langsung
pulang. Jika dia melihat kelas 9-J. Dia selalu histeris dan tak mau
melihatnya lagi. Bahkan saat ulangan akhir semester pun. Ia enggan
berada di ruangan 8 yang tempatnya di kelas 9-J. Sampai Ia menangis
histeris memohon pada kepala sekolah. Supaya tak disimpan di kelas yang
menyeramkan itu. Sungguh menyeramkan.
lanjutkan kreasimu
BalasHapusSiap.
Hapus